Home » , , , , , , , , , , » Togetherness from Etoser Samarinda Inside One Day (Edisi Rihlah Season 1 Etam 2012)

Togetherness from Etoser Samarinda Inside One Day (Edisi Rihlah Season 1 Etam 2012)

Written By Unknown on Jumat, 09 Januari 2015 | 21.47

 Perjalanan Silaturrahmi Merawat Ikatan Kekeluaragaan Etoser
Pagi yang cerah, dihiasi dengan matahari yang terbit di ufuk Timur telah memancarkan sinarnya. Kala itu 9 orang Etoser Samarinda sedang menempuh perjalanan yang panjang untuk holiday ke kota Tenggarong. Orang bilang nama lainnya Kota Raja, kota yang banyak meninggalkan sejarah-sejarah kerajaan pada masa dahulu.

Dalam perjalanan liburan kali ini ada beberapa tempat yang akan kami kunjungi. Rumah sahabat, museum dan planetarium. Setengah perjalanan sudah kami lewati dengan pelan sambil menikmati sejuknya udara, karena masih banyak terdapat pohon-pohon rindang di kiri-kanan jalan yang kami lalui. Tak lama kemudian sampailah kami di tepi Sungai Mahakam. Kami harus menyebrangi Sungai Mahakam dengan kapal feri. Saya dan teman-teman dapat istirahat sejenak menikmati keindahan alam dan pemandangan kota Tenggarong dari atas kapal


Tak terasa kami sudah sampai di seberang sungai Mahakam, tepatnya kota Tenggarong, penyeberangan perahu tidak begitu lama. Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah sahabat kami, Rafii, dia adalah ketua dari angkatan kami, Etoser Samarinda angkatan 2012. Perjalanan menuju rumah Rafii masih jauh. Rombongan akhwat sudah kelihatan lelah dan capek.

Kami sangat kompak dalam perjalanan ini. Kala ada yang lambat kami tungguin dan kami jemput, untuk menjaga keamanan kami membuat dua strategi. 2 ikhwan berada di depan rombongan dan 2 ihkwan di belakang rombongan. Di depan menjadi penunjuk arah dan di belakang menjadi pengaman jangan sampai ada anggota rombongan yang ketinggalan. Menjaga ekor rombongan itu adalah tugas saya dan abang Ajijul.

Perjalanan menuju rumah Rafii kami harus menyeberang sungai Mahakam lagi, singkat cerita dengan perjalanan yang melelahkan akhirnya kami sampe juga di rumah Rafii. teman-teman dapat istirahat sambil ngobrol-gobrol dengan ibu dan bapak Rafii.

Makanan dan cemilan sudah siap dihidangkan. Sambil makan teman-teman bercanda diselingi tawa. Karna salah satu dari sahabat kami mengawali pembicaraan dengan topik nikah dan jodoh. Kita sebut namanya dengan inisial Aldi. Saat itu semua mata tertuju  ke Aldi. Teman-teman ketawa. “Ternyata sahabat kita yang satu ini sudah pengen nikah," kata Ajijul tak bias menahan tawa.  Salah satu dari akhwat nya juga berkata "Kayaknya enak tinggal di sini". Aldi langsung melirik dan berkata, "Cie…cie.. ada yang mau tinggal disini".

Setiap ada celah dan kata-kata Aldi selalu memberikan kode dengan wajah senyum, yang intinya slalu mengarah ke perjodohan. Akhirnya Rafii menjadi berbincangan kami. Karena Aldi selalu memberikan kode tentang hal itu. Semua teman-teman melirik Aldi dengan wajah penuh senyum beribu makna. "Hari ini Aldi sangat aneh pikirannya nikah dan jodoh mulu," ucap Arinidi sela obrolan.

Satu jam telah kami lewati dengan gembira penuh canda dan tawa. Masih ada 2 tempat lagi yang akan kami kunjungi. Masih membutuhkan waktu yang lama untuk sampai kesana. Setelah ramah tamah  kami berpamitan dengan tuan rumah untuk melanjutkan perjalanan menuju museum dan planetarium di kota Tenggarong.

Di Museum Sejarah
Memasuki Museum kami awali dengan makan durian di tempat parkir yang dilihat banyak orang. Teman-teman rebutan. Ini bagian dari kebersamaan kami. Tetapi tetap kami menjaga etika interaksi antara akhwat dan ikhwan agar kami tidak salah dalam tindakan, baik kata yang kami ucapkan maupun hal yang lainnya.

Usai buah durian kami sikat bersama, kami mulai  berjalan menuju gerbang museum yang dikerumuni antrian banyak orang.  Untuk masuk ke musemum pengunjung harus mengambil karcis dengan antri dan tertib. Semua itu langsung Ketua angkatan kami, Rafii, yang menggurusi. Kami hanya tinggal masuk.

Dalam museum kami berpencar melihat-lihat peninggalan sejarah lama mulai dari awal raja pertama yang memerintah Kerajaan Kutai Kartanegara, sampai raja terakhir kami lihat semua. Tapi hanya nama dan fotonya saja. Banyak peninggalan dan kenangan sejarah di sana. Tapi kami hanya melihat-lihat dan membaca tulisan yang tertera di sana. Tapi itu semua tidak detail tentang penjelasan yang gampang kita pahami. Tidak ada pemandu museum yang kami dapati. Seharusnya ada yang menjadi pemandu museum agar semua orang bias tahu dan paham isi museum tersebut. Sayang kalau hanya sekedar melihat-lihat saja.

Di Planetarium , Pengalaman Pertama
Memasuki Planetarium kami harus menunggu cukup lama. Akhwat mulai kelihatan lelah dan tak dipungkiri kami semua sudah lapar. Tapi kami harus menunggu. Karena sudah terlanjur sampai di sana. Jam menjelang pukul 3 siang lewat sedikit. Jadwal penayangan berikutnya di Planetarium sekitar jam 4 sore. Jadi kami harus menunggu. Dalam penantian itu teman-teman banyak melakukan aktifitas lain. Diantaranya Aldi dan Rafii khusyuk tilawah Al Quran. Akhwat ada yang menunggu sambil tidur. Ada yang jalan-jalan berkeliling area sekitar.

Tak terasa sudah lama menunggu tiba panggilan kami untuk masuk ke dalam ruangan. Ruangan itu berbentuk bundar dan lonjong. Pemandu Planetarium berkata ”Silahkan rebahkan kursi Anda dengan posisi tidur karena posisi layar ada di atas kepala Anda”. Lampu sudah mulai dimatikan dan gambaran luar angkasa pun mulai ditampilkan dengan suara yang kencang.

Hati saya berdebar kuat sekali melihat penampakan permukaan luar angkasa yang begitu luar biasa. Saya meresakan seolah-olah saya ada di dalam sana. Pemandu planetarium mulai menjelaskan satu per satu planet yang ada dan itu rasanya sangat dekat dan tersasa nyata. Satu per satu dijelaskan sampai pada akhir penutupan planet. Hal itu sangat menambah wawasan saya tentang luar angkasa. Pemandu Planetarium kemudian memutar sebuah film kartun yang berkisah tentang persatuan, kebersamaan dalam persahabatan. Sangat memotifasi saya kita menyaksikan seolah-olah kita ada di dalamnya,. Banyak pelajaran yang sudah dijelaskan dalam film yang singkat itu. Yang menjadi pemerannya adalah ikan. Bahwa hidup bersama harus saling membantu dan kerja tim sangat diperlukan dalam berbagai urusan yang melibatkan banyak pihak. 

Sekian catatan perjalanan saya bersama teman-teman Etoser Samarinda dalam rihlah awal tahun 2015.



Donal Adadi. Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosiatri Fisipol Unmul. Angkatan 2012.
Share this article :
 
Support : Dhompet Dhuafa | ETOS SAMARINDA | Hickmat Creative
Copyright © 2014. ETOS SAMARINDA - All Rights Reserved
Site Created by Hickmat Published by ETOSER SAMARINDA
Proudly powered by Blogger