Home » , , , , , , , , , , » Sebongkah Senyum Etam di Kota Raja Tenggarong (Edisi Rihlah Season 1 Etam 2012)

Sebongkah Senyum Etam di Kota Raja Tenggarong (Edisi Rihlah Season 1 Etam 2012)

Written By Unknown on Jumat, 09 Januari 2015 | 21.51


AllahhuakbarAllahuakbar...” Suara adzan Subuh berkumandang dari Mesjid Besar Al Muhajirin. “Jul…Subuh Jul,” panggil seseorang di sampingku. “Iyaaa…” jawabku berat dengan suara lirih karena masih ngantuk. Ayo bangun kita harus mandi segera, setelah sholat kita langsung berangkat,” panggilnya lagi sambil menggerakan tubuh ku. Aku langsung teringat dengan rencana yang telah kami buat pagi kemarin. Langsung tanpa berfikir panjang aku bangun dan langsung mandi dan bersiap-siap sholat shubuh berjamaah di mesjid yang berjarak kira-kira 200 m dari asrama tempat tinggal kami.

Matahari sudah tampakan sinarnya yang cerah pada pagi itu dengan penampilan yang elegan berbaju kaos coklat ditimpa jaket hitam serta bercelana jins sudah cukup menampakan bahwa aku siap untuk menuju ke suatu tempat yang jarang aku kunjungi.

“Udah siap semuanya belum?” sapa Rafii dengan penampilan khasnya yang sudah siap juga. “Jam...jam ku mana...!! teriak donal yang merupakan teman sekamarnya. “Sudahlah nanti baru cari jam entar kita kesiangan dimarahin akhwatnya,” pangkas Rafii. Akhwat yang dimaksud itu teman-teman mahasiswi seangkatan yang akan ikut dengan kami. Yang sebagian memang agak rewel sih. Mungkin sudah fitrahnya ya. (Ups…). “Ayo berangkat sudah,” tambah Aldi teman sekamar ku.

Setelah sampai di asrama akhwat kami pun disuguhi segelas kacang hijau untuk sarapan sebelum berangkat. “Alhamdullillahmeskipun kadang rewel tapi paham saja keinginan pagi-pagi begini,” gumamku dalam hati. Setelah sarapan kami pun berangkat dengan menggunakan motor.
Kurang lebih satu jam berlalu tepatnya pukul 08 :11 wita saat itu kami sudah sampai ke kota tujuan kami yaitu Tenggarog atau yang sering di sebut Kota Raja karena merupakan daerah berdirinya kerajaan tertua di Indonesia yaitu Kerajaan Kutai Kartanegara atau jika yang minat sepak bola pasti kenal dengan tim sepak bolanya, Mitra Kukar.

Perjalanan yang ditempuh terasa cukup panjang karena romobongan lumayan kencang mengendarai motornya sampai-sampai membuat ku ngantuk. Hehe. Alias pelaan sekali...Faktor akhwatnya yang tak biasa laju-laju bawa motor. Tapi ya sudahlah yang penting selamat sampai tujauan.

Setelah sampai ke kota Raja tersebut entah angin apa dan dari mana yang datang sehingga merubah perasaan ku yang tadi masih kacau dan ngantuk sekarang seakan hilang seketika. Apalagi ketika menaiki perahu yang menyeberangkan kami. Huussh... kencang banget anginnya membuat ku lupa dengan segenap masalah yang ada.

Setelah perahu merapat, perjalanan kami tidak berhenti sampai di situ. Masih rute yang harus kami tempuh sesuai dengan rencana kami untuk mengunjungi salah satu rumah sahabat kami yang lumayan jauh dari kota Raja ini.

Selanjutnya kami menuju ke Desa Sebulu dengan jarak tempuh yang kurang lebih sama. Namun jalannya yang berbeda. Maklum jalan desa kan beda dengan jalan kota. Tapi itulah tantanganya. Kami juga masih dipertemukan dengan penyeberangan yang mengasyikan. Meskipun bayar ongkos nyeberangnya yang nggk asik hehe.

Setelah sampai di rumah sahabat kami itu, kami disambut hangat oleh kedua orang tua Rafii. Yang paling berkesan ya tau sendirilah kalau mahasiswa perantau di bagian cerita yang banyak makanannya apalagi makanannya khas desa banget. Ada sayur rebung didampingi sambel favorit ditambah lagi oleh kehadiran ikan goreng di hadapan kami yang sudah cukup kelaparan sejak pagi. Membuat lidah kami tak sabar menyantapnya.

Ayo silahkan makan dulu,” ajak ibu dan bapak rafii dengan logat khas Kutainya. Karena perjalanan yang cukup panjang jadi laper banget tanpa kompromi lagi satu per satu piring kami angkat dan dengan lahapnya kami sembilan saudara menyantap makanan yang sudah tersedia di hadapan kami itu.

Jangan malu-malu habisin saja makananya,” kata ibu Rafii. Ya bu ndak perlu disuruh ntar habis juga sama kami,” sahut Widya yang membuat suasana jadi riuh penuh tawa. Tidak hanya itu kami seakan seperti tamu yang merepotkan karena kembali dihidangkan dengan minuman yang menggoda yaitu  air kelapa muda bahkan sampai jadi bekal buat pulang juga.

Tak terasa hampir pukul 12 siang kami berada di rumah Rafii dalam keadan yang hangat dengan canda gurau dan sempat silaturahmi dengan tetangga Rafii akhirnya kami memutuskan untuk pamit ke Tenggarong dan pastinya tidak lupa foto keluaraga di situ hehe.

Seusai foto bareng dan berpamitan, kami pun bergegas meluncur ke Tenggarong. Sesampainya di Tenggarong, tepat di depan museum Kerajaan Kutai, kami melihat-lihat benda sejarah di sana. Sebelum masuk ke dalam museum, kami sempat menyantap tiga buah durian yang dibeli Arini dan Fauziah di warung buah tepi jalan. Setelah menyantap durian yang lumayan membuat segar nafas saat berbicara, hehe, segaarr…(tutup hidung), kami pun langsung masuk ke situs sejarah itu sambil eksis di alamnya.

Setelah itu, kami lanjut melancong ke Planetarium Tenggarong. Menyeramkan awalnya ketika masuk di dalam karena keadaannya gelap, sempat mau kelaur karena takut. Tapi lama kelamaan malah menyenangkan. Oia, ada salah satu dari kami ternyata cuma numpang tidur di dalamya. Mau tahu siapa? Mari kita Tanya pada angin yang berhembus J . Suguhan tontotan 3D di Planetarium sungguh mencengangkan. Bikin takjub. Ya saya sih belagak kayak mahasiswa fisika saja disana karena yang muncul planet-planet gitu jadi sok memperhatikan hehe.

Tak terasa hampir pukul 5 sore kami pun bergegas langsung pulang dan sesampai di Samarinda , rihlah kali ini kami tutup dengan makan malam bersama sambil diskusi kecil di warung makan Jogja Jl. Perjuangan 1. Stelah itu kami menuju ke asrama masing-masing dalam keadaan yang cukup lelah tapi puas senang gembira.

Itulah sedikit goresan awal tahun 2015 yang kami jalani bersama. Ini merupakan catatan awal tahun yang cukup berkesan buat saya karena bisa bersama-sama dalam waktu yang lama sebelum pada akhirnya nanti akan sibuk kembali dengan aktifitas kami masing-masing. Untuk Rafii, Aldi, Donal, Arini, Fauziah, Putri, Puji, Widya semoga rihlah awal tahun yang kita lakukan ini merupakan sebuah catatan positif dalam memulai lembaran catatan selanjutnya untuk bangkit lebih baik lagi.


By Ajijul Karnaen, Etoser Samarinda Angkatan 2012. Mahasiswa PKN, FKIP, Unmul.
Share this article :
 
Support : Dhompet Dhuafa | ETOS SAMARINDA | Hickmat Creative
Copyright © 2014. ETOS SAMARINDA - All Rights Reserved
Site Created by Hickmat Published by ETOSER SAMARINDA
Proudly powered by Blogger