Home » » Catatan Etoser: Cerita Fakultasku, FKIP Unmul (Part 1)

Catatan Etoser: Cerita Fakultasku, FKIP Unmul (Part 1)

Written By Unknown on Senin, 22 Oktober 2012 | 03.37

sumber foto.bem.unair.ac.id



Aku merasa bangga jika berbicara tentang perkembangan fakultasku. Kebangaan yang sangat berbeda dibandingankan dengan mind set orang kebanyakan. Karena ada hal-hal yang menurutku begitu menarik saat aku menceritakan pada orang lain. Apalagi apabila aku ceritakan pada teman-teman SMA
ku yang kuliah di UGM, Unair, UNDIP, IPB, dll. Ini disebabkan karena mereka tak pernah menjumpainya di lingkungan study mereka. Mau tau apa yang ku bicarakan pada mereka?


Setelah aku bergabung dengan UKM Jurnalistik, aku semakin tahu tentang sesuatu yang membuat orang-orang tertarik. Keindahan, kelebihan, kecacatan atau hal yang buruk. Ya sebuah kecacatan atau ketidaksempurnaan. Orang akan sungguh tertarik padanya. Bahkan dapat ku jamin bahwa orang akan lebih tahan bila membicarakan kecacatan dibandingkan membicarakan kesempurnaan. Salah satu contohnya saja Firaun. Orang awam pun tahu siapa dia. Namun sedikit sekali orang awam yang tahu siapa itu Lukman Al Hakim. Orang yang begitu berta’wa, yang namanya diabadikan sebagai nama salah satu surah Al-quran walaupun ia bukan seorang nabi. Dengan dasar inilah aku akan ceritakan bagaimana kondisi fakultasku saat ini.

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Mulawarman (FKIP Unmul) dibagi menjadi tiga tempat. Pertama sebagai pusatnya adalah di Gunung Kelua (GK). Kemudian di Pahlawan dan Banggeris. Namun disini hanya akan difokuskan pada kondisi di sebagaian GK dan Pahlawan lebih utama. Alasannya sangat standar. Aku belum tahu benar Banggeris seperti apa. Sekarang aku juga hanya kuliah di GK di hari Senin saja. Selebihnya di Pahlawan terus.

Semester satu aktifitas kuliahku lebih banyak di GK. Saat melihat kampus di sana aku tak punya kesan apa-apa. Akupun tak tahu bagaimana perkembangan di sana. Dari luar, hal yang aku tahu hanya sebuah kumpulan bangunan yang didominasi cat berwarna putih dan biru. Saat itu hal yang jadi perhatianku adalah gedung Dekanat FKIP. Gedung itu tampak baru, gagah, perkasa dan menjulang tinggi. Namun di luarnya rumput dan belukar tampak tumbuh dengan suburnya. Aku mengambil kesimpulan bahwa gedung tersebut belum digunakan. ”Ya mungkin sebentar lagi digunakan” pikirku saat itu. Sampai sekarang perkembangannya pun belum ada. Gedung tetap dibiarkan. Rerumputan senantiasa berkembang biak. Sungguh sangat disayang. 


Kemudian hal yang selalu terkait dengan FKIP GK adalah banjir. Saat hujan datang air senantiasa meluap. Terutama di depan fakultas dan area parkir. Terkadang permukaan air hanya sampai mata kaki. Terkadang hingga 5 cm di atas mata kaki. Ketika itu lah aku tahu banyaknya dosen atau mahasiswa yang tidak turun meskipun hari itu aktifitas perkuliahan masih aktif. Sehingga segolongan mahasiswa hanya tongkrongan ngrumpi ngalor ngidul. 

Bersambung...

hehehehe...tunggu kelanjutannya yah... mau istirohat duluuu kawan etos.....

Oleh Fitriana etoser 2011 FKIP BASE Bahasa Inggris Unmul

Share this article :
 
Support : Dhompet Dhuafa | ETOS SAMARINDA | Hickmat Creative
Copyright © 2014. ETOS SAMARINDA - All Rights Reserved
Site Created by Hickmat Published by ETOSER SAMARINDA
Proudly powered by Blogger